Sharing is caring, salah satu prinsip yang membuatku bersedia untuk berbagi dengan orang lain, bercerita tentang diriku, apa yang kualami, yang kurasakan kepada teman-temanku.
Dan memberikan diriku, waktuku, telingaku, perasaanku, emosiku, supaya mereka tau aku ada untuk mereka dengan setumpuk beban di pundak mereka.aku ga ingin ada orang yang merasa sendirian..
Seringkali menjadi pendengar itu menyenangkan, ketika mereka menceritakan hal-hal bahagia yang sedang mereka rasakan. ikut tertawa, ikut bersukacita, ikut merasakan kegembiraan kalian..:D
Tapi sadarkah kalian sahabat, sering sekali emosiku tercabik-cabik mendengarkan kalian, ingin berteriak, masalahku jauh lebih berat, aku sama rapuhnya saat ini, ketika kalian bercerita bertepatan dengan masa-masa aku ingin didengar. dan kalian datang berulang kali dengan masalah yang sama, padahal mulutku sudah berbuih dengan saran-saran pada sharing sebelumnya..Adakah kalian mengingatnya?
Aku bukan sedang mengeluh, tapi ingin pengertian kalian. Mengertilah bahwa aku tidak selalu siap sedia mendengar keluh kesah kalian, tidak siap menjadi tong sampah kalian senantiasa.
Kelemahanku sebagai seorang konselor, terbawa emosi dengan semua yang diceritakan oleh kalian, ini memang disebut empati, tapi sering sekali apa yang disebut empati ini menyulitkanku, mengubah moodku menjadi negatif.
Sadarkah kalian, aku sering menjadi tempat kalian menumpahkan emosi kalian, kemarahan kalian, dan itu mengusikku. Kalian memarahiku ketika aku tidak sependapat dengan kalian, mengenai pandangan-pandanganku tentang permasalahan kalian, orang-orang yang sedang kalian kesalkan,
Dan memberikan diriku, waktuku, telingaku, perasaanku, emosiku, supaya mereka tau aku ada untuk mereka dengan setumpuk beban di pundak mereka.aku ga ingin ada orang yang merasa sendirian..
Seringkali menjadi pendengar itu menyenangkan, ketika mereka menceritakan hal-hal bahagia yang sedang mereka rasakan. ikut tertawa, ikut bersukacita, ikut merasakan kegembiraan kalian..:D
Tapi sadarkah kalian sahabat, sering sekali emosiku tercabik-cabik mendengarkan kalian, ingin berteriak, masalahku jauh lebih berat, aku sama rapuhnya saat ini, ketika kalian bercerita bertepatan dengan masa-masa aku ingin didengar. dan kalian datang berulang kali dengan masalah yang sama, padahal mulutku sudah berbuih dengan saran-saran pada sharing sebelumnya..Adakah kalian mengingatnya?
Aku bukan sedang mengeluh, tapi ingin pengertian kalian. Mengertilah bahwa aku tidak selalu siap sedia mendengar keluh kesah kalian, tidak siap menjadi tong sampah kalian senantiasa.
Kelemahanku sebagai seorang konselor, terbawa emosi dengan semua yang diceritakan oleh kalian, ini memang disebut empati, tapi sering sekali apa yang disebut empati ini menyulitkanku, mengubah moodku menjadi negatif.
Sadarkah kalian, aku sering menjadi tempat kalian menumpahkan emosi kalian, kemarahan kalian, dan itu mengusikku. Kalian memarahiku ketika aku tidak sependapat dengan kalian, mengenai pandangan-pandanganku tentang permasalahan kalian, orang-orang yang sedang kalian kesalkan,