twitter
rss

Sorry to say, ini postingan uda mandek di draft berbulan-bulan. Sejak kerja dan kuliah benar-benar terkuras waktu dan tenaga, ga sempat nge-blog..huhuhu

Selama beberapa bulan berada di Jakarta, salah satu beban besarku adalah mencari pekerjaan yang sesuai. Ada banyak faktor yang membuatku mempertimbangkan sebuah pekerjaan, antara lain kesesuain dengan latarbelakang pendidikan, kesesuain dengan panggilan hidup, kesesuaian dengan jadwal kuliah nantinya dan kesesuaian salary tentunya. Banyangin saja, mau cari kerjaan tanpa membubuhi berbagai macam syarat saja susah, nah saya kepedean banget  bikin banyak syarat untuk pekerjaan saya nantinya.

Sebenarnya bukan tanpa alasan, tapi jujur aja saya lagi galau berat masa itu. Ada banyak ketidakpastian yang harus saya lalui. Boleh baca di posingan ini Masa galau .Tujuan utama saya berangkat ke Jakarta adalah studi lanjut, namun studi lanjut tersebut akan dimulai dari bulan Januari, sementara Agustus saya sudah berada di Jakarta. Untuk memenuhi kebutuhan hidup yang cukup mahal tentu saya harus bekerja, karena prinsip saya sangat teguh untuk tidak meminta uang dari orangtua. Namun pekerjaan apa yang dapat saya lakukan dalam masa 4 bulan? Kalau harus resign, rasanya tidak bertanggungjawab. Tapi kalau tidak resign, rasanya sulit bekerja sembari kuliah. Saya memang aktif mengelola online shop, namun hasilnya belum

Baca-baca coretan di lappy, kayanya ga masalah kalau di post. Jadi teringat masa-masa penuh kegalauan beberapa bulan lalu. Di post berikutnya aku akan cerita pergumulan yang sudah dijawab Tuhan. :)

Jakarta, 16 Sep 2015

Aku berada di persimpangan yang membingungkan, apakah aku harus berjalan lurus, ataukah berbelok kekanan atau ke kiri. Seperti yang pernah aku tuliskan sebelumnya, April 2014 aku meyakini panggilan hidupku sebagai seorang konselor, dan di perjalanan sebagai seorang konselor sekolah aku meyakini panggilanku sebagai seorang konselor Kristen.
                Aku mengalami dan merasakan benar tuntunan Tuhan langkah demi langkah, karena Dia tidak memberikan kejelasan akan langkah yang terlalu jauh. Satu hal yang pasti, ketika aku terus berjalan sesuai kehendakNya, satu persatu jalan akan terbuka. Disinilah aku sekarang, di persimpangan jalan yang membingungkan ini. Ada banyak pilihan yang tersedia, semuanya menyenangkan dan kelihatan menggiurkan untuk digeluti. Namun aku tau ada beberapa hal yang harus aku prioritaskan saat ini, sementara menunda hal yang lainnya.
            Beberapa hal yang membingungkan antara lain:
1.      Bekerja
Aku menyadari benar bahwa aku butuh bekerja, untuk memberi buah dan mencukupkan diri dengan semua kebutuhan yang ada. Sebelumnya aku memfokuskan diri mencari pekerjaan di sekolah sebagai konselor sekolah. Aku melamar ke sekolah-sekolah dengan dasar pertimbangan pengalamanku sebagai konselor sekolah di Medan. Namun pintu seakan tertutup untuk hal ini. Sehingga aku kembali merenungkan mengapa dulunya aku melamar ke sekolah, aku ingat alasannya. Karena pada saat itu tidak ada NGO/LSM yang available untuk menerimaku bekerja sebagai konselor. Aku tersadar akan hal tersebut ketika pagi hari aku browsing dan menemukan lowongan pekerjaan di sebuah NGO/LSM yang menurutku akan memaksimalkan semua potensi yang ada dalam diriku. Baik dalam hal konseling, mengajar, public speaking dan juga berbisnis. Aku sangat berharap semoga pekerjaan ini berjodoh denganku.
2.      Study Lanjut
Dengan cita-citaku menjadi seorang konselor kristen, aku menyadari benar bahwa aku membutuhkan studi lanjutan ke jenjang magister dalam bidang pastoral konseling. Sudah lama aku berdoa untuk hal ini. Melalui banyak sharing dengan abang dan kakak yang lebih berpengalaman, pilihanku berubah dari SAAT Malang, mengarah kepada STTRI Yakub Susabda di Jakarta. Namun ada keraguan yang muncul, antara lain :