Jakarta, 30 September 2015
Sudah satu bulan aku berada di Ibukota, Jakarta. Ga perna kebayang sebelumnya harus berada disini dan menghindari untuk menetap disini. Namun langkah kaki akhirnya mengarah kesini. Selama satu bulan berada disini, sungguh merasakan kebaikan Tuhan, walaupun aku pada awalnya merasa kecewa karena menjadi korban PHP satu sekolah yang menguatkanku untuk berangkat kesini, namun apa daya, prioritas membuatku terlambat berada disini. Sehingga pekerjaan itu diberikan kepada orang lain. Ga masalah, mungkin ini cara Tuhan untuk mengarahkanku kepada rencana yang lain yang lebih baik.
Kehidupan Jakarta ternyata tidak seruwet yang aku bayangkan, walaupun pada tahun 2013 aku pernah kesini, namun ceritanya tentu berbeda jikalau harus menetap disini. Memang semuanya jadi berasa lebih mudah dijalani karena ada Mr D yang senantiasa membantu kalau aku lagi membutuhkan sesuatu. Jadinya ga perlu rempong dan sulit banget buat adaptasi. Dia juga senantiasa sabar menghadapi keudikanku dan kepolosanku yang bertanya ini dan itu. haha..
Dengan segera aku dekat dengan ibu kos, ibu kos yang ramah dan baik hati. Usianya sekitar 70 tahun. Hampir setiap hari beliau memberikanku lauk, terkadang beliau kasi jajanan, buah, oleh-oleh anaknya kalau mereka berkunjung dan banyaaak lagi. Kadang sampai segan gitu tiap hari si ibu datang ke depan kamar kasih makanan.