Baca-baca coretan di lappy, kayanya ga masalah kalau di post. Jadi teringat masa-masa penuh kegalauan beberapa bulan lalu. Di post berikutnya aku akan cerita pergumulan yang sudah dijawab Tuhan. :)
Jakarta, 16 Sep 2015
Aku berada di persimpangan yang membingungkan, apakah aku harus berjalan lurus, ataukah berbelok kekanan atau ke kiri. Seperti yang pernah aku tuliskan
sebelumnya, April 2014 aku meyakini panggilan hidupku sebagai seorang konselor,
dan di perjalanan sebagai seorang konselor sekolah aku meyakini panggilanku
sebagai seorang konselor Kristen.
Aku
mengalami dan merasakan benar tuntunan
Tuhan langkah demi langkah, karena Dia tidak memberikan
kejelasan akan langkah yang terlalu jauh. Satu hal yang pasti, ketika aku terus berjalan
sesuai kehendakNya, satu persatu
jalan akan terbuka. Disinilah aku sekarang, di
persimpangan jalan yang membingungkan ini. Ada banyak pilihan yang tersedia,
semuanya menyenangkan dan kelihatan menggiurkan untuk digeluti. Namun aku tau ada beberapa hal yang harus aku prioritaskan saat ini, sementara menunda hal yang lainnya.
Beberapa hal yang membingungkan antara
lain:
1.
Bekerja
Aku menyadari benar bahwa aku butuh
bekerja, untuk memberi buah dan mencukupkan diri dengan semua kebutuhan yang
ada. Sebelumnya aku memfokuskan diri mencari pekerjaan di sekolah sebagai
konselor sekolah. Aku melamar ke sekolah-sekolah dengan dasar pertimbangan pengalamanku sebagai konselor sekolah di
Medan. Namun pintu seakan tertutup untuk hal ini. Sehingga aku kembali merenungkan mengapa
dulunya aku melamar ke sekolah, aku ingat alasannya.
Karena pada saat itu
tidak ada NGO/LSM yang available untuk menerimaku bekerja sebagai konselor. Aku tersadar
akan hal tersebut ketika pagi hari aku browsing dan menemukan lowongan
pekerjaan di sebuah NGO/LSM yang menurutku akan memaksimalkan semua potensi
yang ada dalam diriku. Baik dalam hal konseling, mengajar, public speaking dan
juga berbisnis. Aku sangat berharap semoga
pekerjaan ini berjodoh denganku.
2.
Study Lanjut
Dengan cita-citaku
menjadi seorang konselor kristen, aku
menyadari benar bahwa aku membutuhkan studi lanjutan ke jenjang
magister dalam bidang pastoral
konseling. Sudah lama aku berdoa untuk hal ini. Melalui banyak sharing dengan
abang dan kakak yang lebih berpengalaman, pilihanku berubah dari SAAT Malang,
mengarah kepada STTRI Yakub Susabda di Jakarta. Namun ada keraguan yang muncul,
antara lain :