Saya menetapkan hari Jum'at pagi sebagai jadwal rutin untuk melakukan jam doa pribadi di sekolah, karena rekan kerja saya sedang mengajar pada hari tersebut sehingga saya memiliki waktu yang sedikit leluasa untuk berdoa. Saya menyadari bahwa doa-doa tersebut sungguh menguatkan dalam mengerjakan panggilan ini, memberikan makanan serta energi baru bagi saya untuk terus berjuang mengerjakan tanggung jawab di sekolah, di tengah tantangan yang saya hadapi secara pribadi.
Banyak hal yang saya doakan, mulai dari diri saya pribadi dan panggilan hidup, siswa-siswa yang saya layani dan juga yang belum, jajaran di sekolah dan guru-guru, serta pegawai serta petugas kebersihan. Saya sedang belajar taat dengan doa-doa yang hidup, karena sungguh saya mengimani bahwa doa merupakan benteng kehidupan yang sangat kokoh, dan juga mampu mengubah sikap hati saya dalam keadaan seburuk apapun. Sangat bersyukur sejauh ini saya menikmati masa-masa berdoa tersebut, alone with God, mencurahkan apa saja dan memberikan kesempatan kepadaNya untuk menyatakan apa saja.
Belum lagi ucapan miring yang sering didengar seakan menegaskan bahwa apa yang dilakukan tidak banyak memberi manfaat, tidak mengubah apa-apa, tidak juga mempengaruhi apa-apa. Pemikiran bahwa keberadaanku disini tidak membawa dampak sering menggerogoti jiwa.
Namun terpujilah Tuhan yang bahkan bertindak selalu lebih cepat daripada yang dapat kita pikirkan. Pemikiran-pemikiran tersebut singgah sungguh hanya sementara, tidak tinggal berlama-lama dan menggerogoti lebih dalam. Tuhan bertindak untuk menguatkan melalui doa-doa dan juga sharing dengan mereka yang selalu mendukung. Bahkan secara tidak sengaja saya dikuatkan oleh pernyataan seorang sahabat, bahwa terkadang dalam sharing kami ketika dia memiliki masalah, dia mengabaikan apa yang saya sampaikan. Namun dalam masa tertentu sering sekali apa yang saya sampaikan direnungkan kembali dan memberi semangat baru baginya. Melalui pernyataannya saya menyadari bahwa kata-kata penguatan yang kita sampaikan suatu saat pasti berguna untuk pendengarnya, diimani saja walaupun pada saat kita berbicara responnya tidak seperti yang kita harapkan.
Tidak peduli ada atau tidak ada pihak yang menyadari manfaat dari yang saya kerjakan, yang pasti Tuhan melihat dan tidak ada yang sia-sia dalam melayani Dia. Fokus saya bukan pandangan manusia, namun kesenangan Allah atas apa yang saya lakukan. Yang saya andalkan juga bukan diri saya sendiri, namun Dia yang mau memakai dan memberikan kesempatan untuk saya bertemu dan berbagi dengan mereka. Karena saya selalu percaya bahwa setiap siswa yang datang ke ruangan ini adalah titipan dari Tuhan.
Pagi ini saya kembali memikirkan hal tersebut, di angkot menuju sekolah kembali merenungkan betapa berkuasanya perkataan-perkataan yang keluar dari mulut yang berasal dari hati yang tulus dan berhikmat. Sempat mendengungkan lagu Fill my Eyes dalam hati sembari merenungkan kata demi kata dari lagu tersebut..
WORDS ARE POWERFULL !!
Banyak hal yang saya doakan, mulai dari diri saya pribadi dan panggilan hidup, siswa-siswa yang saya layani dan juga yang belum, jajaran di sekolah dan guru-guru, serta pegawai serta petugas kebersihan. Saya sedang belajar taat dengan doa-doa yang hidup, karena sungguh saya mengimani bahwa doa merupakan benteng kehidupan yang sangat kokoh, dan juga mampu mengubah sikap hati saya dalam keadaan seburuk apapun. Sangat bersyukur sejauh ini saya menikmati masa-masa berdoa tersebut, alone with God, mencurahkan apa saja dan memberikan kesempatan kepadaNya untuk menyatakan apa saja.
Beberapa waktu belakangan ini, saya sangat berpikir keras mengenai kuasa dari perkataan, betapa bermanfaatnya kata-kata yang membangun dalam diri seseorang. Iblis sering mengintimidasi dengan pemikiran-pemikiran yang memunculkan keraguan dengan kuasa perkataan yang keluar dari mulut saya dalam setiap sesi konseling dengan siswa.
Pertanyaan-pertanyaan menyudutkan sering iblis nyatakan "Memangnya apa sih manfaatnya kamu banyak berbicara dengan mereka? Kamu pikir kata-katamu itu bisa mengubah hidupnya yang sudah bobrok itu? Alahhh, kamu bisa apa sih, dengan kemampuanmu yang seadanya itu, kamu bisa gitu menolong dia selesai dengan habitnya yang sudah menahun itu?"Dan masih banyak intimidasi yang muncul melalui pemikiran dan hati.Belum lagi ucapan miring yang sering didengar seakan menegaskan bahwa apa yang dilakukan tidak banyak memberi manfaat, tidak mengubah apa-apa, tidak juga mempengaruhi apa-apa. Pemikiran bahwa keberadaanku disini tidak membawa dampak sering menggerogoti jiwa.
Namun terpujilah Tuhan yang bahkan bertindak selalu lebih cepat daripada yang dapat kita pikirkan. Pemikiran-pemikiran tersebut singgah sungguh hanya sementara, tidak tinggal berlama-lama dan menggerogoti lebih dalam. Tuhan bertindak untuk menguatkan melalui doa-doa dan juga sharing dengan mereka yang selalu mendukung. Bahkan secara tidak sengaja saya dikuatkan oleh pernyataan seorang sahabat, bahwa terkadang dalam sharing kami ketika dia memiliki masalah, dia mengabaikan apa yang saya sampaikan. Namun dalam masa tertentu sering sekali apa yang saya sampaikan direnungkan kembali dan memberi semangat baru baginya. Melalui pernyataannya saya menyadari bahwa kata-kata penguatan yang kita sampaikan suatu saat pasti berguna untuk pendengarnya, diimani saja walaupun pada saat kita berbicara responnya tidak seperti yang kita harapkan.
Tidak peduli ada atau tidak ada pihak yang menyadari manfaat dari yang saya kerjakan, yang pasti Tuhan melihat dan tidak ada yang sia-sia dalam melayani Dia. Fokus saya bukan pandangan manusia, namun kesenangan Allah atas apa yang saya lakukan. Yang saya andalkan juga bukan diri saya sendiri, namun Dia yang mau memakai dan memberikan kesempatan untuk saya bertemu dan berbagi dengan mereka. Karena saya selalu percaya bahwa setiap siswa yang datang ke ruangan ini adalah titipan dari Tuhan.
Pagi ini saya kembali memikirkan hal tersebut, di angkot menuju sekolah kembali merenungkan betapa berkuasanya perkataan-perkataan yang keluar dari mulut yang berasal dari hati yang tulus dan berhikmat. Sempat mendengungkan lagu Fill my Eyes dalam hati sembari merenungkan kata demi kata dari lagu tersebut..
Sungguh menguatkan, dan lagu ini juga mengantar saya dalam jam doa di sekolah pagi ini, saya kembali sangat dikuatkan oleh Tuhan, bahwa perkataan-perkataan yang membangun orang lain sungguh mampu membawa warna baru dalam hidupnya, bahkan mengubah hidup menjadi baru. Saya juga merasakan teguran, penguatan, bahwa saya harus mengimani setiap sesi konseling bahkan sesederhana apapun itu, ketika saya berkata-kata dengan tulus, mengandalkan Tuhan, itu semua sanggup membalut luka di hati mereka. Bagian saya hanyalah mendengarkan, menyampaikan penguatan, penghiburan, dan harapan tanpa batas. Lebih daripada itu adalah bagian Tuhan untuk bekerja dalam hati mereka, lebih daripada itu berada di luar kekuasaan saya sebagai konselor.
Fill my eyes, O my God, With a vision of the Cross;Fill my heart with love for Jesus The Nazarene.Fill my mouth with Thy praise, Let me sing through endless days.Take my will, let my life be wholly thine.
“Words are ever so powerful! When they are used positively, I see and feel the beauty and power in them, it is like honeycomb, sweet and comforting to the soul!I am seen and sensing the beauty of the logic heart. A stillness that permeates a sense of understanding and healing to the core!”
― Angie Karan KrezosOiya, pagi ini sehabis jam doa rekan kerja saya selesai mengajar dan bercerita mengenai video yang sungguh menginspirasi, saya sudah pernah membaca artikel mengenai hal ini. Sebuah penelitian mengenai air oleh seorang peneliti Jepang - Dr Masaro Emoto bahwa air mampu merespons keadaan yang terpaparkan padanya - termasuk kata-kata, doa, musik, mantra, energi positif maupun negatif.
WORDS ARE POWERFULL !!
Melalui video ini saya semakin menyadari bahwa perkataan sangat berpengaruh kuat, bahkan air mampu merespon terhadap perkataan positif dan negatif, apalagi manusia yang memiliki akal budi dan pikiran..Kita harus berhati-hati dalam menyatakan perkataan negatif terhadap orang lain, karena perkataan dapat merusak atau membangun hidup orang lain.
Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.-Yakobus 3:5
Satu hal yang sampai saat ini membuat saya tidak habis pikir, dulu saya sering berdoa supaya Tuhan menolong saya untuk mengurangi jumlah kata yang diucapkan setiap hari, karena terkadang saya merasa terlalu banyak bicara. Namun Tuhan menjawab sebaliknya, saya harus berbicara dan mengobrol hampir sepanjang hari setiap harinya dengan orang yang berbeda-beda HAHAHA. Lagi-lagi melihat bahwa Tuhan memiliki selera humor yang tinggi.
Semoga saya tetap memiliki semangat yang sama untuk berbagi kasih, belajar untuk mendengar dengan baik (masih sering gagal), belajar untuk lebih berempati, belajar untuk tidak bosan berjam-jam berbicara dengan mereka.Semoga semakin bertumbuh melalui setiap proses ini, sungguh selalu ada hal baru yang dipelajari setiap hari bersama Tuhan.
Sekali lagi, saya masih belajar menuliskan apa yang saya alami, untuk setiap kekurangan dimohon kritik dan masukan yang membangun :) Semoga tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang membaca, dan merasakan kemuliaan Tuhan di dalamnya..
Tuhan memberkati kita :)
Semoga saya tetap memiliki semangat yang sama untuk berbagi kasih, belajar untuk mendengar dengan baik (masih sering gagal), belajar untuk lebih berempati, belajar untuk tidak bosan berjam-jam berbicara dengan mereka.Semoga semakin bertumbuh melalui setiap proses ini, sungguh selalu ada hal baru yang dipelajari setiap hari bersama Tuhan.
Sekali lagi, saya masih belajar menuliskan apa yang saya alami, untuk setiap kekurangan dimohon kritik dan masukan yang membangun :) Semoga tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang membaca, dan merasakan kemuliaan Tuhan di dalamnya..
Tuhan memberkati kita :)
Sabtu, September 27, 2014
Aku, dari dulu juga berdoa Rik, biar diberikan Tuhan kemampuan dalam ber kata2..
Walau tak lewat mulut, minimal lewat jari...
heheh...
Diberkatilah kamu yang telah menuliskan ini..
Keren...